Thursday, November 17, 2016

Today is Friday dibaca freeday


Sehari dalam seminggu bkn hal yg berlebihan kalo mencuri satu jam kerja saja utk olahraga. Hanya sekedar melepas penat dan menyimpan beban d pundak melalui gerakan sederhana berjalan kaki mengitari taman. Membiasakan gaya hidup sehat, olahraga teratur, makan makanan bergizi, atur pola tidur seimbang, dan Isi kegiatan dengan segala hal positif. Mungkin itu hanya sekedar list yang mudah terurai tapi sulit terimplementasi. Sehari ini hanya cukup sekian, bebas berekspresi melalui olahraga. Menunggu freeday yang lain d hari jumat lainnya.

- Posted using BlogPress from my iPad

Tuesday, November 15, 2016

Hanya Bualan di Siang Hari

hari ini hanya mau kerja yang ga usah mikir...
pas sampe kantor saja sudah terbersitnya begitu. memang tidak ada targetan apa-apa hari ini, cukup hanya men-scan dokumen ULP saja tampaknya bakal menyita waktu seharian.
padahal list pekerjaan sudah berjajar, tak ubahnya kereta api dengan asap lokomotif nya yang membungbung tinggi ke udara.
setelah sekian lama menghilang, tiba-tiba muncul, uring-uringan pula.
hay hay epiribadi..  hari ini tanggal 16 November 2016, tepat 5 bulan menjadi penghuni Unsil dan mengubah domisili menjadi Tasikmalaya. hal yang diimpikan akhirnya terwujud. menjadi full mommy kerja dan full wife, 7 hari dalam seminggu, 30/31 hari dalam sebulan. menghilangkan istilah PJKA, pulang jumat kembali ahad, walaupun biasanya kembali senin.
lingkungan baru dengan budaya kerja baru, orang-orang baru, dan pimpinan baru. banyak hal yang perlu disesuaikan, jika dulu banyak stigma negatif yang ditujukan pada orang daerah, sekarang saya membuktikan sendiri dengan hidup berdampingan bersama orang-orang yang (dulu) orang bicarakan.  kalau dulu saya hanya berhadapan dengan pribadi yang hedonis yang tidak hedonis. (bingung kan? bagaimana bisa hedonis tapi tidak hedonis) banyak yang berasumsi bahwa harta dan kekayaan adalah ukuran keberhasilan seseorang. plus penampilan juga menunjukkan strata seseorang.  semua usapan atau hiasan yang ditampilkan akan berimbas pada bentuk pengakuan dan penerimaan orang lain terhadap orang yang bersangkutan. padahal di kota sana, orang dengan dandanan yang berlebihan malah akan dipandang sebelah mata. asumsinya bahwa timbangan antara riasan dan kepintaran tidak berada pada titik seimbang. riasan yang berlebihan berbanding terbalik dengan kepandaiannya, begitupun sebaliknya. mestipun stigma itupun tidak sepenuhnya benar. buktinya masih banyak yang cantik (riasan) tetapi juga pintar. tetapi disini, pola riasan itu tampak serupa meskipun tak sama. pola masyarakatnya pun sesuai dengan anggapan yang sudah dibangun sebelumnya. keberhasilan seseorang dipandang dari apa yang dibawa, apa yang dipakai, dan siapa dia dari keluarga mana.
rasanya jengah sekali melihat fenomena seperti ini, seakan orang miskin dan bukan dari keluarga terpandang tidak memiliki kesempatan yang sama dengan mereka yang sudah memiliki support dari silsilahnya.
saya punya harapan besar pada pengembangan universitas siliwangi ini, PTNB yang membuat kualitas mahasiswanya lebih baik, pengajarnya lebih baik, pegawainya lebih baik, dan pengembangan masyarakatnya pun secara otomatis meningkat.

Kembali ke Titik 0

Siang ini, saya membaca tulisan seorang guru (anggap saja begitu). Meskipun tidak pernah bertegur sapa dan beliau hanya mengenal saya sekali...