Tuesday, November 28, 2017

Wednesday, 2017 29th November

Hai tulir... Happy daaay, good morning, selamat pagi, wilujeng enjing.. gmn kabarmu? pasti baik y..
Kemarin saya mengalami hari yang berat. Seharian in a bad mood, menjalani satu hari serasa seminggu. Memang tidak semua hari akan terlalui sama, bisa saja sekarang bahagia, besok tidak. Sekarang berjalan baik-baik saja, besok dilalui dengan sangat berat. Sama halnya denganku, sang paksu juga mengalami hari yang berat. Paksu mengalami beberapa dilema dan menyelesaikannya dengan meninggalkan kantor sebelum waktunya dan menyerahkan penyelesaian pekerjaan pada orang lain. Lain paksu lain, sebut saja namanya mawar, lain mawar. Mawar menjadi bulan-bulanan teman kantor karena status.
Seorang Pemandu Lagu bisa saja dipandang negatif karena statusnya, bukan dipandang dari dirinya. Secara sosial mungkin saja dia tidak bermasalah, tetapi ternyata lingkungan berpandangan lain. Status sebagai pemandu lagu menjadi hal penting dan sebagai dasar untuk menentukan kedudukannya di masyarakat. Pantaslah, jika cemoohan dan cacian datang dari mana saja dia mau.
Pemandu lagu bisa saja dipandang demikian, karena secara status yang melekat bermakna negatif. Bagaimana dengan status positif, misal seorang jaksa. Seorang jaksa bisa saja dipandang penjahat oleh lingkungan lain dikarenakan berbeda pandangan dan pendapat. Jaksa yang merangkap sebagai petugas KPK misalnya, pada lingkungan lain dia dianggap penjahat karena semua kasus korupsi terbongkar. Siapa yang bisa menyalahkan? tidak ada. Jaksa bertindak sebagai penegak hukum dan bertindak sebagai orang yang mengerti hukum, melakukan berbagai hal untuk memberantas berbagai macam korupsi yang melibatkan orang-orang tertentu. Coba balik proyeksinya. Jaksa akan menganggap pelaku korupsi sebagai penjahat dan pelaku korupsi akan menganggap jaksa sebagai penjahat. Semua tergantung dari titik mana kamu menilai. Jaksa tidak akan berhenti walau menghadapi berbagai macam ancaman. Pelakupun, mungkin, jika bukan karena kesadaran sendiri, tidak akan melepaskan semuanya hanya karena adanya petugas pemberantasan tersebut.
Bisa dipahami dimana letak perbedaannya? dimana letak kejanggalannya? kita mau berdiri digaris mana? ada putih ada hitam, ada kanan ada kiri. Semua pilihan ada di tangan anda. Paham kan tulir?
I stand for justice, itu pasti.
Jangan takut macan mengaum, takutlah pada harimau yang diam tertidur. Sekalinya bangun, apapun bisa terjadi.

Thursday, November 23, 2017

Friday 2017, 24th Nov

Hai tulir.. bagaimana kabarmu? baik kan? hanya selang sehari ga ketemu, rasanya cuma dua hari, hehehe... Kemarin, saya berkantor di perpustakaan. Masuk ke ruangan dengan bau bangkai tikus yang menyengat membuat kepala pusing. Tidak sampai setengah jam, saya menyerah dan membuat lapak sendiri di depan papan tulis perpustakaan. Setelah semua teratasi, saya kembali hanya untuk mengeprint dan melanjutkan aktifitas di kelas (mengajar).
Hari ini, saya masuk ruangan dalam kondisi hectic. Rencana serapan anggaran bulan Desember sudah melambai-lambai untuk dikerjakan. Bukan pekerjaan yang membuat kesal, respon sekitar terhadap pekerjaan yang membuat kondisi tidak nyaman. Bagaimana bisa, orang merasa terintimidasi dengan atasannya. Kalau menghadapi hal seperti itu, apa yang bisa dilakukan? Orang yang tidak bisa memposisikan diri, dimana dia berada dan berhadapan dengan siapa. Pantas dipertahankan atau tidak?
Pola pekerjaan harus segera diterapkan. Saya memprotes keras, seseorang yang bekerja tanpa job desk yang jelas, tanpa tahu kemana arah pekerjaannya. Tegaskan sekali lagi, output dan outcome terukur dan dapat dpertanggungjawabkan.
Hai tulir, cukup ya marah-marahnya. Besok temani lagi ya.. C U, muah.

Tuesday, November 21, 2017

Diary of 2017, 22nd Nov

Hari ini tanggal 22 Nopember 2017. Tak seperti biasanya, matahari muncul dengan sedikit malu-malu. Terang tapi tak seterang musim panas. Awan masih bergelayut di langit dan menghalangi matahari untuk bersinar. Tapi semangat seterang mentari, segagah matahari yang memiliki suhu panas 15 juta kelvin (lebay!!!) Nyatanya semangatnya cukup besar untuk menyelesaikan satu bagian SOP.
Seperti biasa, pukul 07.30 sudah duduk manis di meja kerja berukuran sekitar 170an x 75 an. Persisnya berapa saya pun tidak tahu karena tidak pernah mengukurnya secara langsung. Ritual pertama di meja kerja biasanya menyalakan komputer, buka chrome, ketik gmail atau facebook, buka joox atau youtube, pasang headset, lalu surfing. Ritual itu terbukti menaikkan mood di pagi hari. Hanya sekedar mendengar musik ringan, bersenandung lirih, mengetik diari, cukup ampuh membuat sisa hari itu lebih bersemangat dan produktif. Tidak percaya? coba sendiri.
Sudah bermain kata-kata dalam prosedur yang dituangkan, membuat anteng sendiri. Dengan bermodalkan semangat tinggi, akhirnya saya berhasil menyelesaikan satu bagian SOP yang tersendat-sendat akibat semangat yang naik-turun. Sama seperti matahari yang muncul-tenggelam sesuka hati.
Target penyelesaian prosedur bisa digenjot lagi. Bermodalkan semangat tadi itu, saya kembali menetapkan target pengerjaan. Semoga kali ini bisa selesai sesuai target. Karena tidak ada yang peduli sebenarnya, kecuali saya yang kerepotan mengendalikan sistem yang ada tanpa adanya prosedur yang jelas. Prosedur ini oleh saya untuk kita semua. Seperti semboyan sebuah koran nasional, dari kita oleh kita untuk kita. Hanya saya mengubah dari kita menjadi dari saya. Karena jelas, yang mengerjakannya hanya saya tanpa ada imbalan apapun dan paksaan siapapun dan bantuan siapapun. How superpowernya saya, kan kan kan!!! Ini bukan sombong, catat, hanya rasa kesal yang sedikit terobati dengan menuliskan setiap senti kekesalan dalam bentuk tulisan. Karna hanya tulisan yang dengan setia mendengar, menyimak, dan menuangkan secara leluasa apapun yang tak mampu diucapkan.
Besok, akan ada cerita lain dengan kondisi yang mungkin sama atau berbeda. C u tomorrow, semoga tidak padat pekerjaan jadi kita bisa ketemu hey tulir (tulisan irani).

Tuesday, November 7, 2017

Perebutan Pepesan Kosong

Hidup bukan hanya sekedar menghitung materi. Besar kecil materi hanya bersifat relatif. Berapa nilai yg bisa memuaskanmu hingga kau berhenti pada titik puas. Berapa besar pengorbanan untuk bisa membuatmu mendapatkan nilai materi yang cukup berdasarkan pemikiranmu. Semua sifatnya relatif. Bagaimana jika Tuhan sudah memberikan batasan nilai untuk pencapaianmu. Bagaimana kalau Tuhan menakdirkanmu menjadi orang dengan segala kesederhanaannya. Bukankah hidup lebih dari hanya sekedar hitungan nilai materi? Bagaimana dengan nilai berkah, bagaimana dengan hitungan sedekah, bagaimana dengan hitungan kesehatan dan ketenangan. Bukankah itu lebih besar nilainya dari hanya sekedar melihat recehan di tangan? Jiwamu lebih berharga dari apa yang bisa memberimu penghidupan dalam ragamu. Tanaman kebaikan menumbuhkan buah ranum dalam rentang waktu yg tdk sebentar. Tabungan kebaikan dan kebajikan sifatnya berlipat dan tidak akan hilang. Beda halnya dengan materi, sesuatu yg sifatnya fana akan menancap kuat dan tdk ada yg bisa mencabutnya. Nilai jiwa lebih berharga dr dunia yg bertebaran dimana2. Layaknya pasir, semakin digenggam akan semakin berkurang. Simpan dunia sebatas dlm genggaman, akhirat dlm hatimu.

#duniaohdunia
#perebutanpepesankosong
#ketenanganjiwa

Kembali ke Titik 0

Siang ini, saya membaca tulisan seorang guru (anggap saja begitu). Meskipun tidak pernah bertegur sapa dan beliau hanya mengenal saya sekali...