Tuesday, February 15, 2022

Heading to 40


Menjadi seorang yang dewasa adalah pilihan. Tidak semua orang mampu menjadi dewasa.

Di usia yang mendekati angka 4, sudah bukan lagi mengedepankan ego. Semua harus dipikirkan dengan matang, apa konsekuensi dari apa yang dipikirkan dan dilakukan. Setiap ucapan, tingkah laku, dan perbuatan akan berimbas pada diri sendiri.

Tidakkah kau paham, bahwa hidup hanya sekedar lewat saja. Kau hari ini berdiri diatas kakimu, bukan berarti kau hidup untuk selamanya. 

Tak pantas rasanya hanya mengikuti ego untuk sesuatu yang sekedar kenyang dan senang. Meskipun apapun harus dilakukan dengan perasaan senang, tapi rasa senang seperti apa yang pantas untuk dipertahankan. 

Sungguh nyata, kondisi psikis masa lalu membentuk pribadi saat ini. Pemahaman mengenai reaksi dan bereaksi, bersikap dan berucap, bertindak dan bergerak, semua atas dasar pendidikan masa lalu. Bukan hanya pengetahuan saja yang dibangun, tapi komunikasi dan softskill lain juga perlu untuk dibentuk. 

Tidak ada bentuk pemakluman yang hanya sekedar untuk berlindung dibalik ketidakmampuan dan ketidakberdayaan. Emosi yang meledak dan meluap-luap menjadi media untuk penyampaian komunikasi. Tidak paham apa arti bersabar yang sesungguhnya dan pola komunikasi yang bisa diterima pihak lain. 

Jika ilmu hanya sekedar ilmu, maka ilmu hanya ada di permukaan. Rasa tulus dan keikhlasan dalam penyampaian, tidak akan orang lain rasakan. 

No comments:

Kembali ke Titik 0

Siang ini, saya membaca tulisan seorang guru (anggap saja begitu). Meskipun tidak pernah bertegur sapa dan beliau hanya mengenal saya sekali...