Monday, May 3, 2010

Menjadi Ibu Ideal di Mata Anak

Menjadi ibu ideal di mata anak tidaklah mempunyai ukuran yang jelas. Namun, bagi seorang wanita atau ibu, predikat itu tentu menjadi dambaan. Sebab ibu merupakan sekolah atau pendidikan pertama (al madrasah al-ûlâ) yang dikenal oleh anak. Dapat dibayangkan, jika seorang ibu yang notabene menjadi pendidik pertama bagi anak ternyata kurang dapat menjadi pendidik yang baik dan ideal.
Memang, ukuran ideal seorang ibu bagi anak-anaknya sering kali berbeda-beda. Apa yang ideal menurut ibu, belum tentu ideal menurut anak. Namun, menurut para psikolog, jika setiap anak yang mendapat perlakuan dan bimbingan dari ibu diarahkan menurut idealitasnya, sang anak akan semakin mencintai dan menghargai ibunya. Disamping itu, si anak juga lebih banyak mengikuti bimbingan orang tua atau ibunya. Jika ibu memiliki ciri-ciri yang diidealkan
atau ditiru oleh anak, sang ibu bisa dikatakan ideal bagi si anak.Ada beberapa ciri ibu ideal di mata seorang anak, antara lain : Memiliki kepribadian menarik
Ibu memang tidak harus cantik, tetapi semua anak senang ibunya berpenampilan serasi, menarik dan terlihat ceria. Dengan demikian, menarik itu tidak harus cantik, dan cantik itu tidak mesti menarik. Yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana seorang ibu itu punya inner beauty (kecantikan bathina) yang diwujudkan di dalam tutur kata yang lembut, penuh perhatian, penuh kasih sayang, sabar, tidak mudah marah dan sebagainya. Dengan begitu, anak akan merasa teduh dan aman bersamanya. Sebaliknya, jika ibu suka marah-marah, anak akan merasa tidak aman dan ia cenderung akan mencari kompensasi yang lain. Bisa jadi, ia malah mencari pergaulan liar yang dapat membahayakan kepribadiannya.
  • Terlihat muda
    Menjadi tua adalah sunatullah. Semakin bertambah usia seseorang, ia akan terlihat tua.Namun, seorang ibu seharusnya berusaha untuk tampil dengan baik agar tidak terlihat tua, misalnya menjaga kecantikan dirinya supaya tidak cepat beruban dan tidak terlalu gemuk.
    Usahakan seorang ibu berpakaian yang menjadikan dirinya terlihat lebih muda daripada usianya, tetapi jangan berlebihan. Sebab, anak juga tidak suka jika dikatakan dia dengan ibunya seperti adik dan kakak. Nah karena itu, salah satu kiat untuk menjaga agar tampak awet muda adalah tidak sering stres. Jadilah ibu yang murah senyum, tidak suka marah, menjaga pola makan yang seimbang dan rajin berolahraga. Bahkan, kita dianjurkan oleh agama untuk puasa Senin-Kamis, sebagai upaya untuk menjaga kesehatan jasmani dan ruhani.
  • Berprilaku baik
    Anak-anak senang melihat dan mengagumi orang yang mereka namakan ibu. Karena itu, tindakan maupun bicara sang ibu harus mencerminkan bahwa dia adalah ibu sejati. Bagaimana mungkin seorang ibu dapat memiliki anak-anak yang berprilaku mulia, jika ia tidak memberikan keteladanan kepada mereka. Imam Al Ghazâlî mengibaratkan hal itu seperti tongkat dan bayangannya. Bagaimana mungkin bayangan tongkat itu akan lurus, jika tongkatnya bengkok? Karena itu, orang tua harus selalu bersikap baik kepada anaknya dan orang lain agar si anak meneladani tingkah lakunya. Sebab, tingkah laku mulia orang tua akan memberikan kesan yang positif bagi anak.
  • Punya pengertian, perhatian dan simpatik
    Ketika sedang menghadapi masalah, anak biasanya menginginkan adanya pemecahan. Ibu harus bisa mengerti dan bersikap empati terhadap apa yang dirasakan anaknya. Dengan begitu, si anak merasa mendapat bantuan dari ibunya untuk memecahkan masalahnya. Seorang ibu yang mempunyai perhatian kepada anaknya akan menjadi tumpuan bagi anaknya. Sebaliknya, ibu yang cuek atau tidak tahu menahu terhadap masalah anaknya, ia akan membuat sang anak frustasi.
    Demikian pula, anak menginginkan seseorang untuk berbagi perasaan dan persoalan. Pada saat itulah ibu memiliki peran besar, yaitu menjadi teman berbagi. Selain itu, jika anak terluka baik fisik maupun emosionalnya, ia ingin mengalihkan lukanya kepada ibunya agar mendapat hiburan dan simpati.
  • Jujur, adil dan toleran
    Ibu harus berlaku adil terhadap semua anggota keluarga dan tidak membeda-bedakannya. Anak akan lebih menghargai dan mencintai ibu yang adil, daripada yang pilih kasih. Ibu juga harus sportif, jika ia menginginkan anak-anaknya juga sportif. Sikap toleran seorang ibu sangat disukai oleh anak-anak.Ketika seorang anak tidak dapat memenuhi harapan orang tuanya, misalnya nilai ulangannya jelek, ibu sebaiknya dapat mengerti dan memaafkan sang anak dan tidak mendendam. Sebaliknya, ibu yang adil dan toleran akan memberikan harapan kepada anaknya agar tidak berputus asa.
  • Menjaga wibawa
    Ibu ideal sudah selayaknya menjaga kehormatan dan kewibawaannya di hadapan anak dan temen-teman anaknya. Salah satu caranya adalah bersikap baik kepada anak dan menghargai pendapatnya. Sikap baik dan bisa menghargai anak akan melahirkan penghormatan dari pihak anak, sehingga sang ibu disegani baik oleh anaknya sendiri maupun oleh teman-teman si anak. Status ibupun semakin baik di mata anaknya.
    Kewibawaan seorang ibu sangat penting bagi anak dalam pergaulan sehari-hari, baik di sekolah maupun di masyarakat. Ketika anak melakukan hal yang tidak baik, ibu dapat menasihatinya dengan bijak dan penuh wibawa. Berwibawa bukan berarti ditakuti anak, melainkan didengar pendapatnya dan diikuti saran serta nasihatnya.
  • Selalu siap membantu anak
    Predikat ibu ideal dapat dilekatkan kepada ibu yang selalu siap membantu anaknya ketika si anak membutuhkannya. Ketika anak-anak pulang sekolah atau bermain, mereka akan senang jika sang ibu berada di rumah. Tentu ini menjadi problem bagi ibu yang kariernya di luar rumah. Untuk itu, sang ibu harus pandai memamfaatkan waktu senggang buat anaknya. Jangan sampai waktunya habis hanya untuk meniti karier, arisan dan cari uang, sementara anaknya tidak terurus dan kurang kasih sayang. Itulah mengapa dalam pandangan Islam, seorang suami harus bertanggung jawab menangani nafkah keluarganya, sehingga sang ibu tidak mengalami beban ganda.
    Anak yang kurang kasih sayang berpotensi menjadi anak yang nakal. Sebab, biasanya ia akan mencari tempat di luar rumah yang dapat menerima dirinya dan memberi kasih sayang kepadanya. Celakanya jika tempat itu adalah lingkungan yang buruk, hampir dipastikan ia akan terpengaryh oleh lingkungan tersebut. Bersyukurlah jika seorang ibu bisa menempatkan dirinya sebagai ibu ideal yang mampu memberikan keteladanan yang akan membentengi anak-anaknya dari pengaruh pergaulan tersebut.
  • Kriteria ideal bagi ibu juga berlaku pada sang ayah, sebab keduanya juga sama-sama bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Janganlah masalah pendidikan anak sepenuhnya diserahkan kepada ibu, seolah ayah tidak mau tahu dan cuek. Bukankah anak itu buah kasih ayah dan ibu?

    (Disadur dan disarikan dari : MENJADI ORANGTUA BIJAK ; Solusi Kreatif Menangani Pelbagai Masalah pada Anak, oleh : Abdul Mustaqim)

    No comments:

    Kembali ke Titik 0

    Siang ini, saya membaca tulisan seorang guru (anggap saja begitu). Meskipun tidak pernah bertegur sapa dan beliau hanya mengenal saya sekali...