Thursday, June 19, 2014

Antara Novel dan Saya

Pagi ini dihujani perasaan yang serba aneh. keanehan itu bermula ketika aku membaca novel Kinanthi. Alur itu seakan masuk ke kehidupanku sendiri. cerita mengenai masa kecil berimplikasi pada memori cinta monyetku. cerita mengenai masa dewasa, ketika dia menjadi profesor di Amerika berimplikasi pada ingatanku tentang dosen yang memiliki background pendidikan di texas. seakan terus hanyut dalam ceritanya dan membuat saraf-saraf sinapsis dalam otakku menyambung kembali dalam memori masa lalu dan masa kini.
bagaimana ya kabarnya? orang-orang yang sudah memasuki babak hidup paling penting itu seakan merongrong dan menjadikan perasaan ini mendominasi ingatan. mengingat kutipan dalam novel itu, "jika perasaan sudah mendominasi maka kepintaranmu sudah tidak berfungsi lagi". tidak persis seperti itu ucapannya, tapi kurang lebih simpulannya seperti itu lah.
memori itu, entah kenapa, meloncat-loncat dan enggan pergi. malah semakin memunculkannya dan berharap ada babak baru yang bisa mempertemukan kembali. hanyut dan terus hanyut. rasanya menyenangkan sekali dan enggan beranjak dari lamunan.
Liar sekali rasanya. pemikiran yang terbuka. bukan tentang pola masyarakat yang terkotak-kotak oleh tradisi dan golongan tertentu. kalaupun aku menginginkan untuk menjejaki tanah itu, New York, Amerika, bukan hanya untuk sekedar berjalan-jalan tetapi memahami kultur dan budaya dengan lebih mendetail melalui belajar. menghabiskan waktu satu bulan saja rasanya cukup untuk sekedar mengenalnya. mengingat itu kembali mengingat perkataan dosenku, "ayo kamu belajar keluar, nanti saya menyusul". beliau yang pernah menghabiskan waktu sekian lama selama mengenyam pendidikan S2 dan S3 nya disana, rasanya menjadi harapan besar untuk tahu banyak hal tentang negara itu.
Itu hanyalah cerita kawan, sama halnya seperti kisah di novel itu. lamunan ini juga hanya lamunan, sama seperti fiksi nya novel itu. kalaupun ada yang sama, itu hanya bumbu saja. toh akhirnya novel itu tetap fiksi, dan saya masih di Indonesia bukan di Amerika.

5 comments:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

I wish there was a "like" button :)

It's Me Irani said...

thank you bund.. there always 'like' button on you're smile :)
apakah saya yang menghapus komentar diatasnya? dont think so, isn't it?

Anonymous said...

No... that was me. It needed grammatical review hahaha (jadi malu) :D sorry ya umii... :)

It's Me Irani said...

tidak apa.. daku cuma takut kesinggung gara2 post comment ny kehapus..

Kembali ke Titik 0

Siang ini, saya membaca tulisan seorang guru (anggap saja begitu). Meskipun tidak pernah bertegur sapa dan beliau hanya mengenal saya sekali...